WUJUDKAN LAYANAN E-HEALTH DI INDONESIA

“Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memainkan peran penting dalam  mendukung kehidupan sehari-hari, termasuk didalamnya pada bidang kesehatan. Pemanfaatan TIK untuk kesehatan (e-Health) telah menjadi isu global dan merupakan salah satu Rencana Aksi WSIS (World Summit on the Information Society) Geneva 2003 untuk menghubungkan pusat kesehatan dan rumah sakit menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,” demikian dikatakan Kepala BPPT, Marzan A Iskandar saat pembukaan Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, e-Indonesia Initiatives di BPPT (28/03).

 

Lebih lanjut Marzan menjelaskan bahwa e-Health merupakan aplikasi berbasis TIK yang berkaitan dengan industri pelayanan kesehatan serta bertujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi, efektivitas, serta kualitas proses medis. Karena proses medis ini selain melibatkan organisasi pelayanan medis di rumah sakit, klinik, puskesmas, praktisi medis baik dokter maupun terapis, laboratorium, apotek, asuransi juga melibatkan pasien sebagai konsumen.

“Saat ini masih banyak kendala yang menyebabkan kualitas layanan kesehatan belum optimal. Diantaranya disebabkan oleh letak geografis, ketidakseimbangan alokasi sumber daya serta adanya perbedaan tingkat pendidikan. Hal lain adalah belum optimalnya pemanfaatan TIK yang digunakan untuk layanan kesehatan. Untuk itu diperlukan koordinasi dan sinergi pemanfaatan TIK diantara stakeholders untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara nasional. Pada tahun 2011 dan 2012, kita memasuki era penggunaan KTP elektronik dengan menggunakan chip yang dapat menyimpan data di dalamnya. Pemanfaatan e-KTP dapat diperluas  menjadi multi fungsi termasuk untuk layanan e-Health,” jelasnya.

Guna menjamin kesinambungan layanan e-Health secara nasional, Marzan menegaskan ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain penyempurnaan regulasi terkait implementasi e-Health, penetapan roadmap e-Health nasional menggunakan open standard dalam implementasinya agar memudahkan dalam melakukan proses integrasi dan pengembangan lanjutan, peningkatan kepedulian keamanan, meyusun dan menerapkan tata kelola TIK (IT Governance) termasuk pengawasan dan auditnya.

“Keseluruhan kegiatan perekayasaan di BPPT berusaha menitikberatkan pada program dan kegiatan yang mampu menjawab permasalahan nasional. BPPT terus berupaya menjadi mitra strategis bagi sesama instansi pemerintah maupun industri untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi, termasuk pengembangane-Health di Indonesia. BPPT siap membantu Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk membangun e-Health ini,” tutup Marzan.

Di kesempatan yang sama, Ketua Forum e-II Suhono Harso Supangkat mengatakan untuk membuat Indonesia yang lebih baik dan sejahtera dengan keberadaan teknologi, maka salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan e-II.  “Beberapa deklarasi yang dihasilkan dari e-II ini diantaranya Indonesia harus mampu meningkatkan lokal konten untuk TKDN. Juga bagaimana kita mentransformasikan secara kontekstual ke masyarakat dari yang tidak menggunakan IT menjadi menggunakan IT baik untuk membantu masalah kesehatan, pendidikan, komersial, maupun government. Tahun 2010 lalu, e-II fokus pada bidang cloud computing sebagai upaya untuk melakukan efesiensi TIK baik di infrastruktur jaringan maupun infratruktur aplikasi. Semoga melalui acara tersebut dapat memberikan masukan, gerakan atau tindakan untuk menjadikan Indonesia lebih sehat, cerdas dan sejahtera,” lanjutnya.

Hadir pada acara tersebut Deputi Kepala BPPT Bidang TIEM, Unggul Priyanto, Deputi Kepala BPPT Bidang TAB, Listyani Wijayanti, Direktur PTIK BPPT, Hammam Riza, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Sutoto, Walikota Pekalongan, Basyir Ahmad serta I Gusti Bagus Baskara Nugraha dari Indihealth.

Acara  yang bertema “e-Health Menuju Pelayanan Kesehatan Indonesia yang Berorientasi Pengguna” tersebut diselenggarakan oleh Forum e-Indonesia Initiatives, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB serta didukung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. (SYRA/humas)

Source : http://www.bppt.go.id/index.php/terkini/58-teknologi-material/1055-wujudkan-layanan-e-health-di-indonesia

 

Peran Teknologi Informasi ICT Dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan

Penggunaan obat yang tepat oleh pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan pengobatan, baik untuk pasien yang mendapat obat berdasarkan resep dokter maupun pengobatan mandiri (swa-medikasi). Satu macam obat memiliki atribut yang sangat kompleks  mengakibatkan para pengguna obat merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi obat terkini secara cepat dan akurat. Berbagai upaya telah dilakukan di dunia informatika medis dalam mendukung pemenuhan informasi obat.

Perkembangan teknologi di bidang kesehatan berimplikasi pada perkembangan jenis penyakit dan banyaknya macam dan jenis obat. Ketersediaan informasi obat yang akurat, benar dan up to date merupakan kebutuhan bagi penyedia layanan kesehatan maupun pasien dan masyarakat.

”Dengan menggunakan teknologi informasi yaitu ICT pada bidang pengobatan dan kedokteran, bisa memberikan manfaat yang cukup baik terutama untuk keselamatan manusia. Keakuratan informasi yang dihasilkan ICT, diharapkan bisa mengurangi angka kematian” ungkap Wakil Rektor I, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum.,Ph.D., saat membuka Seminar Ilmiah, yang bertemakan “Peranan Information and Communication Technology (ICT) di bidang Kedokteran dan Farmasi dalam Mendukung Keselamatan Pasien”, Sabtu, 9 April 2011.

Seminar yang dilaksanakan dalam rangka Milad Magister Teknik Informatika ke-1 ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan ICT (sistem informasi dan sistem pendukung keputusan) terkini di bidang kedokteran dan farmasi, memberikan pengetahuan tentang perspektif keselamatan pasien dan masyarakat dalam pengembangan ICT serta memberikan pengetahuan tentang peran penyedia layanan kesehatan (dokter dan farmasis) dalam pemberian informasi obat.

Meskipun masih cukup jarang ditemui, pengembangan Management Support Systems (MSS) menjadi alternatif yang sangat baik dalam membantu para klinisi dalam melakukan manajemen obat dan pengobatan. Beberapa model keputusan dalam MSS dapat diterapkan untuk membantu memberikan alternatif solusi bagi para pengambil keputusan dalam pengelolaan obat dan menyelesaikan beberapa masalah terkait dengan pengobatan.

Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi adalah salah satu upaya dalam pelayanan informasi kepada konsumen obat. Dalam era yang serba digital, kecanggihan teknologi harus diperhitungkan sebanyak mungkin memberi nilai lebih dalam setiap aktivitas kehidupan. Pemanfaatan teknologi informasi di bidang farmasi dan kedokteran harus selalu bermuara pada upaya peningkatan keberhasilan terapi dan keselamatan pasien.

Pelayanan Kesehatan adalah sistem yang kompleks, peluang untuk terjadi kesalahan lebih besar. Kesalahan itu bisa terjadi karena faktor sistematik yang bisa berasal dari pasien, rumah sakit, peralatan, kerja tim maupun lingkungan. Jika sudah terjadi kesalahan, pasti akan dicari sapa yang salah dan siapa yang benar. Hal tersebut diungkapkan Prof. dr. Hari Kusnanto, M.Sc, DrPH., dari Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM, saat menjadi keynote speaker.

“Diperkirakan 98.000 kematian tiap tahun akibat kesalahan yang dapat dihindari, 70% komplikasi akibat pelayanan medis dapat dicegah, Proses pelayanan kesehatan dipahami dari segi sistem bukan individu. Dalam hal ini, Teknologi informasi berperan penting sebagai agen perubahan” jelas dr. Hari Kusnanto.

Sementara itu, dari bidang Farmasi, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., dari Fakultas Farmasi UGM, mengungkapkan, teknologi informasi juga mampu memberikan dukungan pengambilan keputusan dalam manajemen obat dan pengobatan. “Dengan ICT kesalahan dan ketidak akuratan dalam pemberian obat, bisa diminimalisir” jelas Prof. Zulies.

Seminar yang dihadiri oleh berbagai profesi seperti Dokter, Apoteker, Paramedis, Praktisi Tenaga Ahli Medis, Umum dan Mahasiswa S2 serta S1, diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Magister Teknik Informatika FTI UII bekerjasama dengan unit Continuing Medical Education Fakultas Kedokteran UII.

Dalam seminar ini, dilakukan juga Launching Website dan Launching Buku. Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

Source : http://ehealthindonesia.com/content/peran-teknologi-informasi-ict-dalam-bidang-kesehatan-dan-pengobatan

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *